Minggu, 17 Maret 2013

Drama

Drama adalah cerita yang dipentaskan.
Macam-macam drama:

  1. Tragedi: berita tentang kesedihan
  2. Komedi: isinya lucu
  3. Tragedi komedi: ceritanya sedih, namun berisi kelucuan
  4. Opera: berisi nyanyian dan musik
  5. Operet: bagian dari opera, namun ceritanya lebih pendek
  6. Tablo: tanpa gerak tubuh dan kata
  7. Dagelan: berisi lawakan
  8. Drama minikata: hampir tidak ada katanya
  9. Sendratari: gabunan dari sendra dan tari.
Unsur-unsur pentas drama:
  1. Babak: bagian dari suatu lakon drama
  2. Adegan: bagian dari suatu babak
  3. Prolog: kata atau pendahuluan sebelum drama dimulai
  4. Epilog: penutup di akhir pentas
  5. Monolog: percakapan tokoh dengan dirinya
  6. Dialog: percakapan antartokoh
  7. Pantonim: ekspresi gerak tubuh tokoh
  8. Mimik: ekspresi wajah tokoh
  9. Kostum
  10. Tata lampu
  11. Tata rias
  12. Tata suara
Langkah-langkah menulis drama:
  1. Menentukan tema yang akan digunakan
  2. Menentukan alur yang akan digunakan
  3. Menentukan tokoh-tokoh beserta sifatna
  4. Menentukan latar belakang (setting)
  5. Menentukan konflik yang akan terjadi
  6. Membuat prolog sebelum dialog dimulai
  7. Menulis naskah drama dengan lengkap
Hal-hal yang harus diperhatikan saat bermain peran:
  • Mengucapkan dialog sesuai naskah masing-masing
  • Tidak menonjolkan diri atau mendominasi tokoh
  • Tidak lebay dalam berekspresi (kecuali jika tokoh tersebut memang berwatak lebay)
  • Berlaku wajar seperti pada keseharian
  • Berimprovisasi atau berinisiatif dalam menghafal dan memerankan apa yang ada di dalam dialog

Laporan

Laporan adalah informasi yang berisi hasil kegiatan, bentuk pertanggungjawaban atau hasil pengamatan yang disampaikan secara tertulis maupun lisan.

Menganalisis laporan berarti melakukan suatu kajian atau penelitian terhadap suatu laporan. Menganalisis laporan dapat berupa peristiwa, kronologi waktu, kelengkapan data, kebahasaan, dan bentuk laporan. Beberapa langkah yang dapat membantu proses analisis laporan:

  1. memahami isi laporan.
  2. menguraikan secara detail pokok-pokok isi laporan.
  3. memberikan suatu pandangan atau pendapat terhadap laporan berdasarkan referensi (rujukan).
Fungsi laporan antara lain:
  1. sebagai bukti pertanggungjawaban terhadap orang yang mendapat tugas
  2. sebagai landasan untuk mengambil keputusan
  3. sarana melakukan pengawasan
  4. sebagai bahan studi dan pengalaman bagi orang lain
  5. sarana pengarsipan dan perdokumentasian
Ciri-ciri laporan yang baik:
  • menggunakan bahasa yang baik, jelas, santun
  • menyertakan fakta-fakta
  • menyajikan informasi secara lengkap
  • menarik dan enak dibaca
Laporan yang baik mencakup:
  • Objektif (apa adanya)
  • Faktual (nyata)
  • Valid (data benar dan dapat dipertanggungjawabkan)
Laporan dibagi menjadi 3, yaitu laporan perjalanan (perjalanan pribadi), peristiwa, dan penelitian. Laporan yang telah tersusun kemudian dilaporkan secara lisan dengan memerhatikan:
  • memahami pokok-pokok isi laporan
  • memusatkan perhatian pada laporan
  • menggunakan lafal, intonasi, dan volume yang jelas
  • memerhatikan penampilan yang menarik

Puisi

Unsur instrinsik puisi:

  • Tema
  • Nada (intonasi) dan suasana
  • Amanat
  • Perasaan
  • Diksi : pilihan kata
  • Rima : pengulangan bunyi/bunyi akhir
  • Tipografi
  • Majas : bahasa kias/gaya bahasa
Majas dibagi menjadi tiga, yaitu:
1. Perbandingan = metafora (pemendekan), personifikasi (menghidupkan benda mati), perumpamaan.
2. Pertentangan = ironi (menyindir), hiperbola (melebihkan), litotes (merendahkan)
3. Pertautan = metonomia (merek), sinekdok (pars proto dan totem proparte), eutimisme (penghalusan)

Puisi bebas adalah puisi yang tidak terikat bahasanya oleh syarat-syarat penulisan puisi dan diksi yang digunakan memiliki arti lebih banyak dari makna yang sebenarnya.
Ciri-ciri:
a. bahasa padat dan berbentuk larik atau bait
b. menggunakan kata konkrit
c. mengandung keimajinasian (pencintraan)
d. terdapat ritme atau irama yang tidak teratur tetapi tetap menimbulkan keindahan
e. menggunakan diksi yang khas

Pencintraan: berbentuk kata-kata yang dapat membantu kita membayangkan suatu benda menjadi konkrit.

Hakikat puisi:
a. Tema : pokok persoalan yang dikemukakan
b. Rasa : sikap penyair terhadap persoalan dalam puisi
c. Nada
d. Tujuan: yang diinginkan penyair dalam puisi

Slogan dan Poster

Slogan adalah kalimat atau kata yang mudah diingat (menarik) untuk menginformasikan produk dari suatu golongan, partai, dan perusahaan.
Poster adalah sebuah media atau plakat untuk menyampaikan informasi atau pengumuman tentang ide gagasan maupun pokok pikiran dan kegiatan baru, serta dipasang di tempat ramai.
Perbedaannya: slogan kalimatnya, sedangkan poster medianya.

Ada 3 macam poster, yaitu:

  1. Poster Niaga : promosi sebuah produk atau barang.
  2. Poster Kegiatan : peristiwa, acara, atau kejadian yang akan dilaksanakan.
  3. Poster Layanan Masyarakat : berita untuk memberi kesadaran kepada masyarakat.
Langkah-langkah menyusun poster:
  1. Merumuskan pesan
  2. Menyusun kalimat dengan singkat, padat, jelas.
  3. Menuliskan poster dengan warna-warni yang menarik.
  4. Menempatkan di tempat yang ramai.
Macam-macam media informasi (tertulis):
  1. Brosur, yaitu sebuah media informasi cetak yang terdiri dari beberapa halaman yang memuat tentang suatu masalah atau keterangan dengan susunan yang teratur. Brosur juga bisa hanya terdiri 1 halaman.
  2. Leaflet atau Pamflet, yaitu selebaran yang berisi siaran kilat resmi tentang suatu perkembangan dan penyelidikan.
  3. Buletin, yaitu selebaran yang berisi siaran kilat resmi (sama dengan pamflet) yang dikeluarkan secara periodik. Biasanya dalam buletin lebih banyak berisi pernyataan atau opini.
  4. Iklan, yaitu bentuk penyampaian informasi yang bertujuan untuk promosi dan dijadikan secara menarik. Macam-macam iklan, yaitu iklan layanan masyarakat, pengumuman, dan penawaran.

Diskusi

Diskusi adalah pertemuan lebih dari 1 orang atau beberapa orang untuk membahas suatu masalah dengan bertukar pikiran guna memecahkan masalahnya karena di dalam masalah tersebut terdapat pro dan kontra.

Manfaat diskusi antara lain:
  • Ajang untuk mendapat jawaban yang mufakat atau persetujuan.
  • Ajak untuk menyampaikan pendapat.
  • Sebagai cara untuk mengembangkan demokrasi dan toleransi.
  • Belajar untuk menghargai dan menerima pendapat orang lian.
  • Belajar berpikir kritis.
Perangkat diskusi:
1. Ketua diskusi (moderator), tugasnya:
  • memimpin atau mengarahkan jalannya diskusi
  • mengoordinasi masalah yang akan disajikan
  • merumuskan kesimmmpulan dan mengemukakan hasil diskusi
  • menguasai masalah pokok diskusi
  • bersifat sabar, adil, dan tidak memihak
2. Sekretaris (notulis), tugasnya:
  • mempersiapkan alat tulis
  • membuat notula tentang jalannya diskusi yang meliputi masalah yang didiskusikan, tanggal diskusi, pembicaraan dan intisari, dan kesimpulan isi pembicaraan.
3. Peserta diskusi, tugasnya:
  • mematuhi aturan diskusi
  • menguasai dan memahami pokok-pokok masalah
  • menghargai pendapat orang lain
  • mengajukan usul dan pendapat setelah dipersilakan oleh ketua diskusi.
4. Penyaji, tugasnya:
  • menyampaikan masalah
  • membahas masalah secara sistematis menurut disiplin ilmunya diiringi sikap objektif dan terbuka
Tata tertib berdiskusi, antara lain:
1. Mengajukan pertanyaan\
a. Pertanyaan disampaikan karena memang tidak jelas dan untuk mengetahui suatu hal, bukan untuk menguji peserta lain dalam pendapat.
b. Pertanyaan relevan dengan masalah yang didiskusikan.
c. Pertanyaan tidak mengulang-ulang masalah yang ditanyakan orang lain.
d. Pertanyaan disampaikan dengan lancar dan jelas.
e. Disampaikan setelah dipersilakan oleh moderator.

2. Menyampaikan pendapat
a. Pendapat yang disampaikan didukung oleh fakta, contoh pendapat pakar.
b. Disampaikan dengan jelas, lancar, dan tidak bertele-tele.
c. Disampaikan dengan jujur, sopan, dan bijaksana.
d. Disampaikan setelah dipersilakan oleh moderator.

3. Jenis sanggahan terhadap pendapat
a. Sanggahan dengan maksud tidak mau menerima, membantah, dan menyangkal pendapat lain.
b. Sanggahan dengan maksud menentang pendapat peserta lain.
c. Sanggahan dengan maksud memprotes peserta lain.
d. Sanggahan pasti berbeda pendapat dengan peserta lain.

Dilihat dari kelengkapan peserta, periode diskusi, profesi peserta, dan formasi duduk, diskusi dibedakan menjadi:

  1. Diskusi Panel, yaitu diskusi yang terdiri atas moderator, 2-4 pembicara, dan diikuti oleh banyak peserta. Diskusi ini bertujuan untuk memberikan pemahaman kepada pendengar mengenai suatu masalah. Jika diberi kesempatan, peserta dapat bertanya atau menanggapi pendapat panelis. Panelis adalah orang yang bertugas menyajikan materi diskusi.
  2. Seminar, yaitu pertemuan berkala yang diadakan oleh seseorang yang sedang melaksanakan tugas. Seminar dilakukan dalam rangka mendiskusikan pengerjaan tugasnya itu. Tujuan seminar adalah menemukan solusi.
  3. Lokakarya atau Workshop, yaitu pertemuan yang dihadiri khusus oleh sekelompok orang yang berprofesi sama. Lokakarya dilakukan jika: a. bermaksud mengevaluasi proyek kerja yang telah dilaksanakan, b. membutuhkan suasana kerja baru sesuai dengan tuntutan kebutuhan baru, c. bertukar pengalaman untuk meningkatkan kualitas kerja.
  4. Rapat. Rapat adalah pertemuan yang dilakukan oleh wakil-wakil dalam suatu instansi untuk membahas masalah yang berkaitan dengan tugas instansi yang bersangkutan. Rapat biasanya dipimpin langsung oleh ketua instansi.
  5. Simposium, yaitu diskusi umum yang diikuti seorang moderator, beberapa pembicara, dan banyak peserta. Tujuan simposium adalah membekali peserta dengan sejumlah wawasan atau pengetahuan.
  6. Konferensi. Konferensi adalah pertemuan yang membicarakan masalah aktual, waktunya tergantung, bisa berkala dan bisa tidak.

Sabtu, 16 Maret 2013

Berita

Berita adalah informasi yang berisi kejadian atau peristiwa-peristiwa berupa fakta yang disebarkan melalui berbagai media. Berita bisa disajikan secara langsung (live) dan tidak langsung. Berita disampaikan dengan kalimat berita. Kalimat berita adalah kalimat yang berisi informasi dan berakhir dengan intonasi naik atau turun.

Langkah-langkah membuat berita:

  1. Mencari berita atau peristiwa
  2. Menentukan peristiwa
  3. Harus ada media penyampaian berita
  4. Wawancara terhadap narasumber yang bersangkutan. Di dalam wawancara bertanya tentang kronologis peristiwa, menggunakan 5W + 1H.
  5. Menyusun berita dengan kalimat yang jelas dan singkat.
Langkah-langkah mengedit berita:
  1. Membaca teks
  2. Membenarkan huruf-huruf yang salah peletakannya.
  3. Melihat kelengkapan isi berita.
  4. Kronologis (urutan peristiwa) dalam berita.
  5. Pengembangan kosa kata baru.
  6. Kalimat yang digunakan dari sudut keefektifan dan keefisiensinya sesuai.
Hal-hal yang harus diperhatikan oleh pembaca berita:
  1. Menggunakan intonasi (lagu kalimat) yang tepat.
  2. Menggunakan artikulasi atau pengucapan yang jelas dan benar.
  3. Menggunakan volume suara yang jelas.
Hal-hal yang harus dilakukan dalam membaca berita agar mendapatkan informasi yang jelas:
  1. Membaca intensif.
  2. Menemukan pokok berita.
  3. Merumuskan masalah berdasarkan pokok berita.
  4. Mendiskusikan masalah tersebut.

Struktur Puisi

A. STRUKTUR FISIK PUISI

  1. Diksi (pilihan kata). Pilihan kata yang tepat dan selaras untuk mengungkapkan gagasan pada puisi sehingga bisa mendapatkan efek tertentu.
  2. Majas (bahasa kias). Majas yaitu cara melukiskan sesuatu dengan jalan menyamakan dengan sesuatu yang lain. Majas menghasilkan imajinasi tambahan dalam puisi.
  3. Rima atau irama, merupakan pengulangan bunyi pada puisi untuk musikalisasi atau orkestrasi.
  4. Tipografi (tata wajah atau bentuk puisi). Tipografi merupakan pembeda antara puisi dengan prosa dan drama. Tipografi ada yang teratur, ada yang tidak, ada pula yang meniru pada pantun.
B. STRUKTUR BATIN PUISI
  1. Makna dan tema. Kata-kata satuan bahasa mengandung makna tambahan atau konotatif.
  2. Perasaan, yaitu suasana penyair ketika menyampaikan puisi. Misalnya simpati, antipati, senang, tidak senang, dll.
  3. Nada dan suasana, yaitu sikap penyair yang diharapkan dirasakan oleh pembaca. Misalnya penyair tersebut ingin menggurui, menasihati, mengejek, atau menyindir. Nada dan suasana dapat menimbulkan suasana tertentu pada pembacanya, misalnya duka menimbulkan iba pembacanya.
  4. Amanat, yaitu jawaban yang hendak disampaikan penyair setelah pembaca memahami tema, rasa, dan nada puisi.

Kata Bilangan

A. KATA BILANGAN UTAMA
Merupakan kata bilangan yang memberi keterangan mengenai jumlah barang atau suatu hal. Kata-kata ini berupa kata dasar yang merupakan dasar bagi pembentukan kata bilangan tingkat dan kumpulan.
Contoh: satu, dua, dsb.

B. KATA BILANGAN TINGKAT
Kata bilangan tingkat menjelaskan urutan ke-berapa sebuah benda berada. Letaknya setelah kata benda
Contoh: Siswa kelima

C. KATA BILANGAN KUMPULAN
Kata bilangan kumpulan menjelaskan jumlah barang pada suatu himpunan. Letaknya sebelum kata benda.
Contoh: Kelima buku itu

D. KATA BILANGAN TIDAK TENTU
Kata bilangan tidak tentu menjelaskan jumlah barang dalam 1 himpunan (tidak tentu). Misalnya beberapa, segala, semua, tiap-tiap.
Contoh: Beberapa orang

Surat Resmi

Dalam menulis surat resmi, ada hal-hal yang perlu diperhatikan, yaitu:

A. KEPALA SURAT

  • Nama instansi tidak boleh disingkat. Misalnya Biro Diklat penulisannya harus menjadi Biro Pendidikan dan Pelatihan.
  • Kata "jalan" tidak boleh disingkat.
  • Kata "kotak pos" tidak boleh disingkat
  • Kata "telepon" harus ditulis "telepon"
  • Kata "Alamat" tidak boleh memakai bahasa Inggris dan berawalan kapital.
  • "Telepon dan Kotak Pos" diikuti nomor tanpa diantarai tanda koma (,) atau titik dua (:)
B. TANGGAL
Nama bulan tidak boleh ditulis dengan angka dan tidak boleh disingkat.

C. NOMOR, LAMPIRAN, PERIHAL
  • Diawali huruf kapital
  • Disertai titik dua (:) yang rata
  • Kata lampiran ditulis di bawah nomor, jika ada yang dilampirkan pada surat.
  • Kata lampiran ditulis dengan disertai titik dua (:) sama seperti No dan Hal
D. ALAMAT SURAT
  • Penulisan nama harus lengkap dan jelas
  • Penulisan alamat penerima harus jelas.
  • Penulisan kata "Kepada" tidak terlalu diperlukan.
  • Kata Saudara, Bapak, Ibu dapat disingkat.
  • Jika nama orang yang dituju bergelar akademik, penulisan sapaan tidak boleh disingkat.
E. SALAM PEMBUKA
  • Assalamualaikum
  • Salam Pramuka
  • Salam Merdeka!
  • Salam Perjuangan
F. NAMA  PENGIRIM
Tidak perlu tanda kurung ( )

G. TEMBUSAN
Di kiri, pada kaki surat, lurus dengan No dan Hal yang terdapat di atas Yth.

Jenis-jenis surat resmi:

1. Lurus (full block style)
Ciri-ciri:
- "Tanggal" lurus dengan garis "Telepon"
- Tidak memiliki alinea
- "Hormat Kami" sejajar dengan "Dengan Hormat"

2. Setengah Lurus (semi block style)
Ciri-ciri:
- "Tanggal" tidak sejajar dengan garis "telepon atau fax"
- Memiliki alinea
- "Hormat Kami" diletakkan di sebelah kanan sejajar dengan penulisan tanggal.

3. Bentuk Lekuk (block style)
Ciri-ciri: sama seperti bentuk setengah lurus, tetapi tidak memiliki alinea.

Unsur Estetik Puisi

A. PERSONIFIKASI
Personifikasi adalah bahasa kiasan yang mengumpamakan atau menggambarkan benda-benda mati seolah hidup
Contoh: Daun kelapa melambai-lambai.

B. PERBANDINGAN
Perbandingan yaitu bahasa kiasan yang menggambarkan perbandingan tentang dua sifat yang berbeda.
Contoh: Kepala desa itu lintah darat.

C. METONOMIA
Metonomia adalah bahasa kiasan yang digunakan sebagai penyetaraan atau merek.
Contoh: Ayah ke pasar naik Kijang.

D. ALEGORI
Alegori adalah bahasa kiasan yang biasa digunakan di dalam cerita yang sarat pesan moral.
Contoh: cerita Gatot Kaca.

E. SINEKDOK
Sinekdok ada dua macam, yaitu Pars Prototo dan Totem Proparte.
1. Pars Prototo : bahasa yang digunakan untuk menyatakan seluruhnya (setengah untuk seluruhnya)
    Contoh: Dari tadi siang, batang hidungnya belum kelihatan.
2. Totem Proparte : bahasa yang digunakan untuk menyatakan setengahnya (seluruhnya untuk setengah badan itu sendiri.
    Contoh: SD Sukamaju memenangkan pertandingan.

F. METAFORA
Metafora adalah bahasa kiasan yang juga merupakan perbandingan tetapi tidak menggunakan kata pembanding (persamaan sifat).
Contoh: Dewi malam (bulan), sabuk Nabi Sulaiman (ular).

G. PERUMPAMAAN
Perumpamaan yaitu bahasa kiasan yang menggambarkan perumpaan tentang dua sifat yang berbeda.
Contoh: Kepala desa itu lintah darat.

Pantun

A. PANTUN BIASA
Syarat:

  1. Terdiri dari 8 hingga 12 suku kata pada tiap baris.
  2. Memiliki 4 baris.
  3. Satu baris terdiri dari 4 kata.
  4. Memiliki sampiran dan isi.
  5. Memiliki rima (bunyi akhir) a-b-a-b atau a-a-a-a

B. PANTUN KILAT (KARIMA)
Syarat:

  1. Terdiri dari 4 hingga 6 suku kata.
  2. Satu baris umumnya terdiri dari 2 sampai 3 kata.
  3. Terdiri dari 2 baris
  4. Memiliki sampiran dan isi
  5. Tidak memiliki rima atau bunyi akhir
Jenis-jenis pantun:
  1. Agama
  2. Jenaka
  3. Nasihat
  4. Teka-teki

Analisis Kalimat Menurut Gramatikal

Fungsi gramatikal dalam kalimat meliputi SPOK.

A. SUBJEK

Ciri-ciri:

  1.  Menjadi pokok pembicaraan
  2. Terdiri atas kata benda
  3. Dapat terletak setelah predikat
  4. Pengertiannya lebih sempit daripada predikat
  5. Tidak bisa dijadikan bentuk tanya jika merupakan kalimat tanya
  6. Dapat berasal dari objek kalimat aktif
  7. Tidak diawali kata depan
  8. Terletak sebelum ialah, adalah, yakni, yaitu, sama dengan
Contoh:
  • Banjir(S) melanda(P) beberapa daerah(O)
  • Masih diperiksa(P) tersangka pelaku korupsi (S)
  • Seorang penjahat(S) ditangkap(P) polisi(O)
  • Dasar negara Indonesia(S) ialah Pancasila(P)
B. PREDIKAT

Ciri-ciri:
  1. Membicarakan, memberitakan, menceritakan S
  2. Terdiri atas kata benda, sifat, keterangan, bilangan, dan kerja.
  3. Dapat terletak sebelum S.
  4. Pengertiannya lebih luas daripada S.
  5. Terletak setelah ialah, adalah, merupakan, yaitu, yakni, sama dengan.
  6. Didahului kata yang menyatakan tingkat perbandingan seperti lebih, sangat.
  7. Didahului kata bantu, kata kerja, seperti sedang, akan, telah, dsb.
  8. Didahului tidak, bukan, belum, jangan.
  9. Berpartikel -lah, -tah; selain kata demikianlah, baiklah, karena itulah.
  10. Berupa kata tanya: apa, siapa, di mana, mana, yang mana dalam kata tanya.
Contoh:
  • Sucipto(S) diistirahatkan(P)
  • Harga beras(S) tiga ribu rupiah(P)
  • Kemerdekaan(S) ialah hak segala bangsa(P)
C. PREDIKAT

Ciri-ciri:
  1. Terdapat pada kalimat transitif.
  2. Dapat dijadikan S pada kalimat pasif.
  3. Dapat menjadi S jika letaknya langsung di belakang P pada kalimat aktif.
  4. Tidak diawali kata depan.
  5. Didahului kata kepada, untuk, bagi, buat, dengan, atas, terhadap, akan, oleh
Contoh:
  • Ia(S) menyadari(P) kesalahannya(O)
  • Paman(S) menembak(P) harimau(O)
  • Pemerintah(S) memberikan beasiswa(P) kepada siswa SLTP(O)
D. KETERANGAN

Ciri-ciri:
  1. Menjelaskan kalimat atau gagasan pokok.
  2. Dapat dipindah-pindahkan
  3. Dapat ditiadakan
  4. Tidak dapat berdiri sendiri.
  5. Berjenis kata keterangan.
  6. Diawali kata sambung
  7. Diawali kata depan.
Contoh:
  • Besok(K) ia datang(S)
  • Memang(K) hasilnya(S) kurang memuaskan(P)
Jenis-jenis keterangan:
  1. Tempat/Asal     : di, ke, dari, (di) dalam, pada
  2. Waktu              : pada, dalam, se-, sebelum, sesudah, selama, sepanjang
  3. Alat                  : dengan
  4. Tujuan              : supaya, dengan cara, dengan jalan, demi
  5. Cara                 : secara, dengan cara, dengan jalan
  6. Penyerta           : dengan, bersama, beserta
  7. Similatif             : seperti, bagaikan, laksana
  8. Penyebaban      : karena, sebab
  9. Kesalingan        : satu sama lain